Kamis, 08 Oktober 2015

Aksiologi

A.          Pengertian Aksiologi


Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan logos artinya teori atau ilmu. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995:19) aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika dan estetika


Beberapa Pandangan Tentang Nilai
  • Nilai Psikis: Pengalaman nilai diperoleh melalui sebuah pengalaman.
  • Nilai Hakikat: Inti dari sesuatu, nilai dianggap sebagai objek ideal.
  • Nilai Melekat pada Benda/Sesuatu (Caries of Value)
    Kualitas Nilai
  • Nilai Objektif: Melekat pada benda nilai yang teramati
  • Nilai Intersubjektif: Subjek berpotongan dengan subjek lain dalam hal pengamatan.
    Hierarki Nilai

  • Nilai Kesenangan (perasaan inderawi)
  • Nilai Vitalitas (kehidupan-perasaan halus, kasar, luhur)
  • Nilai Spiritual (tidak terikat dengan problem inderawi)
  • Nilai Kesucian & Keprofanan

    Indikasi Sesuatu Bernilai
  • Kita melakukannya dengan giat atau senang bahkan berani mengorbankan sesuatu
  • Apresiasi bagi orang yang melakukan
  • Dilakukan secara kontinu

Pembagian Teori Nilai

Dalam pembagiannya, nilai serta penilaian memiliki dua bidang paling populer yang bersangkutan dengan tingkah laku dan keadaan atau tampilan fisik. Dua bidang paling populer ini, menurut Langeveld sebagaimana dikutip Wiramihardja dalam bukunya Pengantar Filsafat, masuk ke dalam tiga hal utama pada sistematika filsafat . Dua bidang paling popular yang dimaksud adalah :


1) Etika 




Yaitu mempersoalkan penilaian atas perbuatan manusia dari sudut baik dan jahat. Etika merupakan cabang aksiologi yang pada pokoknya membicarakan masalah predikat-predikat nilai ‘betul’ (right) dan ‘salah’ (wrong) dalam arti ‘susila’ (moral) dan ‘tidak susila’ (immoral). Sebagai pokok bahasan yang khusus, etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bajik. Kualitas-kualitas dan atribut-atribut ini dinamakan ‘kebajikan-kebajikan’ (virtues), yang dilawankan dengan ‘kejahatan-kejahatan’ (vices), yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang mempunyainya dikatakan sebagai orang yang tidak susila. 

2) Estetika



Yaitu mempersoalkan penilaian atas sesuatu dari sudut indah dan jelek. Secara umum, estetika disebut sebagai kajian filsafati mengenai apa yang membuat rasa senang. Tokoh yang paling terkenal dalam bidang ini adalah Alexander Baumgarten (1714-1762).

Pendekatan-pendekatan Dalam Aksiologi

Pertanyaan mengenai hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga macam pendekatan, yaitu ketika orang tersebut dapat mengatakan bahwa: 
  1. Nilai sepenuhnya berhakekat subjektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai-nilai merupakan reaksi-reaksi yang diberikan oleh manusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung pada pengalaman-pengalaman mereka. Yang demikian ini dapat dinamakan ‘subjektivitas’. 
  2.  Atau dapat pula orang mengatakan bahwa nilai-nilai ini merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontologi , namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi-esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Pendirian ini dinamakan ‘objektivisme logis’. 
  3. Akhirnya orang dapat mengatakan bahwa nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan. Yang demikian ini disebut ‘objektivisme metafisik’. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar