Rabu, 07 Oktober 2015

Kelahiran dan Perkembangan Filsafat Yunani

Kelahiran Filsafat Yunani



A. Asal usul kata ‘filsafat’ dan ‘filsuf’

  •   Berasal dari bahasa Yunaniphilosophia’ dan ‘philosophos’ yang berarti ‘pecinta kebijaksanaan
  •   Pertama kali digunakan oleh Pythagoras (abad 6 SM).
  •  Dialog Plato Phaidros: Orang bijaksana cocok untuk Dewa, sementara untuk manusia lebih cocok ‘pecinta kebijaksanaan’, krn pemilik kebijaksanaan melampaui kemampuan insani



B. Faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya filsafat

  • Keberadaan mitologi: melalui mitos manusia mencari keterangan ttg asal usul alam semesta dan kejadian dunia
  • Mitos Kosmogonis (asal usul alam)
  • Mitos Kosmologis (sifat kejadian alam semesta)
  • Kesusastraan Yunani berupa amsal, teka-teki, dongeng digunakan sebagai buku pendidikan rakyat.
  • Pengaruh ilmu pengetahuan dari Timur Kuno seperti Mesir dan Babilonia dalam astronomi, geometri.
C.      Peranan ‘Logos’ dalam kelahiran Filsafat



  • Mitologi Yunani berusaha menjawab persoalan alam semesta.
  • Sejak abad 6 SM, mulai mencari jawaban rasional tentang alam semesta.
  • Logos (akal budi, rasio, tuturan, bahasa) mengganti Mythos.
  • Kelahiran filsafat merupakan pergumulan panjang antara mythos dan logos.
  • Filsafat lahir saat logos mengalahkan mythos. Namun, ‘filsafat’ dimaksud baik filsafat dan ilmu pengetahuan, krn Filsafat’ = Pandangan Rasional tentang Segala-galanya.
  • Berangsur-angsur ilmu pengetahuan melepaskan diri dari ‘filsafat’, agar memperoleh otonomi
D.      Kaitan Sifat Bangsa Yunani dengan Kelahiran Filsafat




  • Segi Geografis: Daratan Yunani terdiri dari pegunungan gundul, maka mereka berusaha merantau.
  • Segi Sosial Politik: Bangsa Yunani selalu merasa diri lain dari bangsa lain/asing (barbaros).
  • Faktor penentu perbedaan bangsa Yunani dengan bangsa lain ialah kemerdekaan, artinya orang Yunani tidak hidup di bawah pemerintahan dengan kuasa mutlak
  • Orang Yunani berlainan dengan bangsa asing, karena ia hidup dalam Polis (negara kecil, negara kota, rakyat yang hidup di dalamnya).
  • Polis sebagai lembaga politik: pusat segala aktivitas ekonomi, sosial, politik, religious.
  • Polis sebagai latar belakang timbulnya filsafat
  • Tiga ciri polis yang menciptakan iklim kelahiran filsafat :
  • Dalam polis, logos mendapat kedudukan istimewa 
  • Suasana umum yang terbuka menandai kehidupan sosial di Yunani
  • Pengorganisasian polis membuat semua warga sederajat
  • Segi kultural: Bangsa pencipta filsafat & ilmu pengetahuan, juga menghasilkan kesenian yang mengagumkan. Bahasa Yunani bisa mengungkapkan suatu rationalitas tertentu.
E.       Sejarah Filsafat Yunani dan Kelahiran Filsafat
  • Pemikiran Yunani merupakan batu bangunan untuk kultur modern
  • Pemikiran ilmiah adalah temuan Yunani
  • Filsafat Yunani kuno punya posisi istimewa karena disitu ditemukan kelahiran filsafat. Belajar filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat.
  • Ilmu sejarah mengalami kesulitan terhadap filsafat Yunani kuno, karena kurangnya sumber tertulis pemikiran filsuf.


Perkembangan Pemikiran Filsafat Yunani




  • Filsuf Pertama: Thales, Anaximandros, Anaximenes à menaruh perhatian pada alam & kejadian alamiah, tertarik pada perubahan alam.
  • Herakleitos - asas utama: api.
  • Pythagoras melihat segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar bilangan.
  • Parmenides mempraktekkan cabang filsafat: metafisika (yang ada) à ”yang ada ada, yang tidak ada tidak ada”.
  • Demokritos: segala sesuatu terdiri dari bagian materi yang tidak bisa dibagi-bagi (atom).

Jaman Keemasan Filsafat Yunani



  • Athena dan Sofistik: Sofistik-kelompok yang fasih lidahnya dan berkeliling melatih kaum muda berpidato. Seorang sofis, Protagoras berpendapat manusia adalah ukuran untuk segala-galanya, semua dianggap benar dalam hubungan dengan manusia.
  • Sokrates (470-399): menentang ajaran kaum sofis. Ia membela ‘yang benar’ dan ‘yang baik’ sebagai nilai obyektif yang harus dijunjung tinggi oleh semua orang. Sokrates berjasa dalam menyelamatkan pemikiran filsafat Yunani.
  • Plato (427-347): dari kalangan bangsawan, kagum pada Sokrates dan terpengaruh olehnya. Menurut Plato, seluruh realitas dibagi dua ‘dunia’: dunia yg terbuka pada rasio, dan dunia yang hanya terbuka pd pancaindera
  • Plato: dunia pertama adalah ide-ide, dunia kedua adalah dunia jasmani. Dalam kaitan dengan manusia: digabungkan dua makhluk yang kodratnya berbeda, yaitu tubuh dan jiwa.
  • Aristoteles (384-322): walau dia menjunjung tinggi ajaran Plato, dia punya jalan sendiri. Dia mengkritik pendapat Plato tentang ‘ide’: yang ada ialah manusia ini dan manusia itu, jadi konkret. Tapi ide ‘manusia’ tdk ada dlm kenyataan.
  • Menurut Aristoteles, memang ada sesuatu yang umum dan tetap, tapi bukan dalam suatu dunia ideal melainkan dalam benda-benda jasmani itu sendiri. Ia kembangkan teori bentuk-materi à setiap benda jasmani terdiri dari dua: bentuk dan materi.
  • Tentang manusia, Aristoteles berbeda dengan Plato. Aristoteles menekankan kesatuan manusia (satu substansi yg terdiri dr bentuk dan materi), bentuk: jiwa, karena bentuk tidak lepas dari materi, maka bila manusia mati, jiwa hancur.

   Masa Helenistis
  • Masa Helenistis & Romawi: Alexander Agung mendirikan kerajaan besar mulai dari Yunani hingga wilayah Timur. Waktu ia wafat 323 SM, kekuatan politik pecah, tapi kebudayaan Yunani tetap eksis di daerah lain. Waktu itu muncul Mazhab Stoa didirikan oleh Zeno dari Kition.
  •   Stoa menunjuk pada serambi bertiang tempat Zeno mengajar. Pengikutnya disebut ‘stoisisme’. Menurutnya, jagat raya ditentukan oleh kuasa logos (rasio). Jiwa manusia ambil bagian dalam logos. Ia bisa bijaksana dan bahagia bila bertindak menurut rasio.
  • Epikurisme: dari Epikuros (341-270) berpendapat segalanya terdiri dari atom yang bergerak. Manusia bahagia, jika mengakui susunan dunia, dan mengikuti kehendak bebasnya.
  • Skeptisisme: dipelopori Pyrrho (365-275) berpendapat dalam bidang teoretis manusia tidak sanggup mencapai kebenaran.
  • Eklektisisme: suatu tendensi umum yang memetik bermacam unsur filsafat lain tanpa mencapai kesatuan pemikiran. Tokohnya ahli pidato Cicero dan Philo.
  • Neoplatonisme: Aliran yg menghidupkan lagi pemikiran Plato. Sintesa berbagai aliran saat itu, tapi pemikiran Plato dominan. Tokohnya Plotinos (203-269) yang pemikirannya berkisar pada konsep kesatuan.
  • Neoplatonisme à Plotinos: berpendapat Allah sebagai “yang satu”, semua berasal dari dan kembali ke ‘yang satu’. Maka seluruh realitas punya dua gerakan: dari atas ke bawah, dari bawah ke atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar