12 Nilai Universal - Toleransi
Pada pertemuan ke-4 mata kuliah filsafat, kami kelompok Hegel menampilkan sebuah role play dalam bentuk drama yang menggambarkan salah satu dari nilai universal yaitu nilai toleransi. Berikut ini adalah sebuah deskripsi singkat dari role play yang kami tampilkan:
Drama dimulai dengan sekelompok mahasiswa dan mahasiswi sedang mengobrol di kelas, kemudian datanglah dosen mereka, dan dosen tersebut memperkenalkan mahasiswa dan mahasiswi pindahan yang berasal dari luar pulau Jawa. Mahasiswa dan mahasiswi pindahan tersebut ternyata tidak disambut dengan ramah oleh para mahasiswa lain, mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa ternyata tidak dapat menghargai kebudayaan dan logat yang ditunjukan oleh mahasiswa dan mahasiswi pindahan, karena merasa perilaku tersebut tidak tepat, maka dosen kelas pun menasehati mahasiswa dan mahasiswinya untuk dapat menghargai kebudayaan, logat, dan gaya hidup yang berbeda dengan mereka, dosen mengajarkan bahwa toleransi merupakan hal yang sangat penting dan perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian role play ditutup dengan mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa meminta maaf kepada mahasiswa dan mahasiswi pindahan.
Role play yang kami mainkan sangat menunjukkan pentingnya nilai toleransi dalam kehidupan sehari - hari, baik berupa toleransi dalam hal budaya, agama, dll.
Berikut adalah naskah lengkap dari drama yang kelompok kami tampilkan:
Di suatu pagi yang
cerah, suaratawa dan canda memenuhi ruangan kelas
Faisal (guru) : (masuk
kedalam kelas bersama Kevin dan Feli) “Selamat pagi anak-anak. Maaf Bapak telat.Pagi
ini kita kedatangan dua murid yang akan bergabung bersama kelas ini selama dua tahun
kedepan. Sebelumnya, kalian berdua dipersilakan mengenalkan diri kalian
terlebih dahulu”.
Kevin : “Hai semuanya.
Perkenalkan nama saya Kevin, saya pindahan dari Bali. Salam kenal semuanya
(berbicara dengan logat orang Bali)”.
Jasmine: “Idih apa banget
dah. Aneh sumpah bahasanya”.
Maggy : “Eh Bali itu
yang ada di sebelah Palembang bukan?”
Jasmine: “Kaga. Bali
itu yang ada di sebelah Papua”.
Faisal (guru) :
“Mohon tenang anak-anak. Sekarang giliran kamu untuk mengenalkan diri (menunjuk
Feli)”.
Feli : “ Hai semuanya.
Saya Feli. Asal saya dari Kalimantan.Salam kenal (berbicara dengan logat orang
Kalimantan)”.
Jasmine : “Hah? Apa?
Dia ngomong apa?”
Maggy : “Ga tau juga gw.Ngomong
pake bahasa sansekerta kayaknya.Mana halus banget lagi suaranya kayak ngomong pake
bahasa kalbu”.
Faisal (guru)
:Baiklah. Felidan Kevin bolehmenempati kursi yang kosong.Mari anak-anak dibuka buku
pelajarannya.Kita akan memulai pelajaran kita pada pagi ini”.
Ketika Feli ingin duduk
di kursi sebelah Jasmine…
Jasmine : “EHHHH.. LO
MAU NGAPAIN DISINI?”
Feli : “mau duduk”.
Jasmine : “Siapa emang
yang nyuruh dan ngizinin lo duduk disini? PERGI SANA. CARI KURSI LAIN. NANTI GW
ALERGI KALO DUDUK DEKET-DEKET LO. BISA KETULARAN BAHASA ALIEN GW”.
Shintya: “Udah Feli duduk
disebelah gw aja..Sini sini”.
Gabriella : “ Iya..
Kevin juga bisa gabung duduk disebelah kita kok..Ini masih ada kursi yang kosong”.
Faisal (guru) : “Anak-anak…
Walau Feli dan Kevin berasal dari kota yang berbeda, bahasa yang berbeda, kita harus
bisa memberikan toleransi kepada mereka. Mereka akan bersama kalian selama beberapa
tahun kedepan jadi Bapak harap, kalian belajar untuk bisa saling menerima dan menghargai.
Untuk Kevin dan Feli, bapak berharap kalian juga bisa cepat beradaptasi dan belaja
rmenggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Tak bisa kita pungkiri, ketika kita
berada di Indonesia, kita dituntut untuk memakai bahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Kalian semua mengerti anak-anak?”
Anak-anak secara serempak
menjawab : “Ngerti pak!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar