Kamis, 08 Oktober 2015

Logika dan Fallacia + Hasil Tugas Kelompok Hegel

Logika



Berasal dari Bahasa Yunani - Logikos/Logos : Sesuatu yang diungkapkan/diutarakan lewat bahasa.
Pertama kali digunakan oleh Zeno dari Citium (334-262 SM)

Logika menjadi keharusan bagi ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan tanpa logika tidak bisa mencapai kebenaran ilmiah.

"Logika benar-benar merupakan alat bagi seluruh ilmu pengetahuan" - Aristoteles (Bapak Logika)

Penalaran adalah kegiatan berpikir -- Kegiatan berpikir tidak mungkin berlangsung tanpa bahasa -- Bahasa menjadi alat bernalar -- Bahasa punya keterbatasan -- Tidak bisa menemukan bahasa yang tepat untuk mengungkapkan -- Keahlian tata bahasa bukan menjadi syarat agar bisa berlogika -- Tata Bahasa membahas syarat yang harus dipenuhi agar bisa berbahasa yang baik -- Logika membahas proses penalaran

  • Logika Kodrati: Bekerja Secara Spontan
  • Logika Ilmiah: Berusaha mempertajam akal budi manusai agar dapat bekerja lebih teliti/tepat, sehingga kesesatan dapat dihindari.
Materi Logika:
  • Pengertian
  • Hubungan
  • Menyimpulkan

Manfaat Belajar Logika :
  • Mampu berpikir kritis,rasional, metodis
  • Meningkatkan kemampuan nalar secara abstrak
  • Berdiri lebih tajam dan mandiri
  • Menambah kecerdasan berpikir, bisa menghindari kesesatan
Penalaran Induktif: Cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal/partikular.

Ciri-Ciri Penalaran Induktif:

  • Premis Penal Induktif: Proposisi empiris ditangkap oleh indra
  • Kesimpulan lebih luas dari pada yang dinyatakan dalam premis

Fallacia




Fallacia : Kesalahan pemikiran dalam logka, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran yang tidak sehat.

Kesalahan pada Penalaran:

  • Kesesatan Formal: Pelanggaran terhadap kaidah logika
  • Kesalahan Informal: Menyangkut kesesatan dalam bahasa
Amfiboli: Sesat karena struktur kalimat bercabang
Kesesatan Aksen/Prosodi: Sesat karena yang salah dalam pembicaraan
Kesesatan Bentuk Pembicaraan: Sesat karena orang menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain
Kesesatan Aksiden: Yang aksidential dikacaukan dengan hal yang hakiki
Kesesatan karena Alasan yang Salah: Konklusi ditarik dari premis yang tidak relavan

Kesesatan Presumsi:


  • Generalisasi Tergesa-Gesa: (Orang padang pandai memasak)
  • Non Sequitur (Belum Tentu): Memang saya tidak lulus beberapa hari yang lalu karena saya berdebat dgn dosen)
  • Analogi Palsu: (Membuat istri bahagia seperti membuat hewan bahagia dengan membelai kepalanya dan memberi banyak makan)
  • Penalaran Melingkar (Petitio Principli): (Manusia merdeka karena ia bertanggung jawab dan ia bertanggung jawab karena ia merdeka)
  • Deduksi Cacat: (Barang siapa sering memberi sumbangan, maka ia pasti baik, anda apsti orang baik)
  • Pikiran Simplistis: (Karena ia tidak beragama, maka ia pasti tidak bermoral)

Menghindari Persoalan:



  • Argumentum ad Hominem : Kerancuan ini terjadi, jika sebuah argumen diarahkan pada pribadi orangnya dalam kaitan dengan situasi (keadaan) orang itu sendiri.(Jangan percaya omongannya, karena ia bekas narapidana)(Tentu saja ia tidak akan setuju jika izin baru untuk membuka sebuah nite club diberikan, karena ia seorang pendeta (ulama)
  • Argumentum ad Populum : kerancuan ini terjadi jika orang berupaya untuk mengemukakan dan memenangkan dukungan untuk suatu pendapat (pendirian) dengan jalan menggugah perasaan atau emosi (Anda lihat banyak ketidakadilan & korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita)
  • Argumentum ad Misericordiom : Kerancuan ini terjadi, jika rasa kasihan digugah untuk mendorog diterimanya atau disetujuinya suatu kesimpulan.(Seorang terdakwa meminta keringanan hukuman karena mengaku punya banyak tanggungan)
  • Argumentum ad Baculum :  kerancuan ini terjadi jika orang dengan mendasarkan diri pada kekuatan atau ancaman penggunaan kekuatan memaksakan agar  kesimpulan diterima atau di setujui.(Karena beda pendapat, suka meneror orang lain)
  • Argumentum ad Auctoritatem : kerancuan ini terjadi jika usaha untuk memperoleh pembenaran atau dukungan atas suatu kesimpulan/pendapat dilakukan dengan jalan mendasarkan diri pada kewibawaan orang terkenal.(Mengutip pendapat Freud mengenai psikoanalisa)
  • Argumentum ad Ignoranitam : kerancuan ini terjadi jika sesuatu hal dinyatakan benar semata-mata karena belum dibuktikan bahwa hal itu salah, atau sebaliknya  ( Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada)
  • Argumen untuk Keuntungan Seseorang : (Seorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan istri)
  • Non Causa Pro Causa : Kerancuan ini terjadi jika sesuatu yang bukan sebab dinyatakan sebagai sebab dari suatu hal.(Orang sakit perut setelah mengahapus pesan berantai, maka dia menganggap itu sebagai penyebabnya)

 Kesesatan Retoris:



  • Eufisme/Disfemisme : (Pemberontak yang duanggap benar disebut reformator. Bila tidak disenangi maka disebut anggota pemberontak)
  • Penjelasan Retorik  : (Dia tidak lulus karena tidak teliti mengerjakan soal)
  • Stereotipe : (Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi)
  • Innuendo : (Saya tidak mengatakan makanan tidak enak, tap mau emngatakan lukisan itu bagus)
  • Loading Question : (Apakah anda masih tetap merokok?)
  • Weaseler : (3 dari 4 menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan)
  • Downplay : (Jangan anggap serius omongannya, karena ia hanya buruh bangunan)
  • Lelucon/Sindiran : (Hidungnya mancung bagai pipa panjang)
  • Hiperbola : Membesar-besarkan/berlebihan
  • Pengandaian Bukti : Studi menunjukan
  • Dilema Semu : (Tamu yang menolak kopi, langsung disuguhi teh)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Berikut ini adalah hasil kerja kelompok Hegel dalam tugas menemukan logika dan falasi yang terdapat di internet dan media:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar